Title
Howard Schultz: Meracik Kepemimpinan Sehangat Kopi

Di balik aroma kopi yang menguar dari gerai Starbucks di seluruh dunia, ada kisah seorang pemimpin yang percaya bahwa bisnis bukan sekadar transaksi—melainkan transformasi manusia. Howard D. Schultz, mantan CEO Starbucks, tumbuh dari keluarga sederhana di Brooklyn. Ia menyaksikan ayahnya kehilangan pekerjaan karena kecelakaan, tanpa jaminan atau perlindungan. Pengalaman itu membekas, menjadi bara yang kelak menyalakan visinya: membangun perusahaan yang memanusiakan manusia.

Ketika memimpin Starbucks, Schultz tidak hanya menciptakan tempat minum kopi, tetapi ruang harapan. Ia memperlakukan staf bukan sebagai karyawan, melainkan sebagai mitra. Ia percaya bahwa setiap orang berhak bermimpi besar, dan tugas pemimpin adalah membuka jalan, bukan menghalangi.

🎓 Langkah Berani: Pendidikan Gratis untuk Staf Pada tahun 2014, Schultz meluncurkan Starbucks College Achievement Plan, bekerja sama dengan Arizona State University. Program ini:

  • Memberikan biaya kuliah gratis bagi staf paruh waktu dan penuh waktu di AS.
  • Tidak mengikat mereka dengan kontrak setelah lulus.
  • Menjadi simbol bahwa masa depan seseorang tidak ditentukan oleh latar belakangnya, tetapi oleh kesempatan yang diberikan.

🌱 Kepemimpinan yang Melayani Schultz dikenal sebagai pemimpin yang mengusung servant leadership—kepemimpinan yang melayani. Ia membina budaya kerja yang inklusif, penuh rasa hormat, dan mendukung pertumbuhan pribadi. Starbucks di bawahnya menjadi cermin bahwa bisnis bisa sukses tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.

📚 Referensi Jurnal dan Buku

  • Servant Leadership. Case Study–Starbucks, oleh Ioanna Dimitrakaki, dalam International Journal of Management and Humanities, Vol. 9, Issue 6, 2023. Baca di sini
  • Transformational Leadership of Howard Schultz, dalam buku terbitan Edward Elgar Publishing. Lihat bab terkait
  • Artikel Forbes: Starbucks’ Big Plan To Fund Employees’ College Education, oleh Barbara Thau. Baca di sini

Explore juga kisah berikut : Kisah Kepemimpinan Cheryl Bachelde